Gegara Kecerdasan Abu Nawas, Para Pengawal Kerajaan Lolos dari Hukuman, Begini Awalnya
AKURAT.CO Suatu ketika, Baginda Raja Harun Al-Rasyid sangat murka setelah para pengawalnya tertangkap basah sedang berpesta. Mereka telah melakukan pelanggaran berat.
“Wahai, para pengawal semua, sudah sering aku peringatkan agar engkau tidak melakukan pesta minuman keras!” bentak baginda.
Para pengawal kerajaan terlihat begitu gemetar. Mereka hanya bisa tertunduk lesu. Tidak ada yang berani menatap mata baginda karena semuanya merasa bersalah.
“Kalian mendapatkan arak-arak itu dari mana?” tanya baginda.
Para pengawal semakin dibuat sangat ketakutan. Mereka kembali diam seribu bahasa. Tak main-main, kali ini kemarahan baginda memang sedang dalam puncak-puncaknya. Baginda mengancam akan memberi hukuman yang sangat berat, jika tidak ada yang mau menjawab dari mana asalnya arak itu.
Karena tak ingin dihukum, akhirnya salah satu dari mereka menjawab. Orang itu telah menyebut nama Abu Nawas sebagai penyuplai arak-arak tersebut. Mereka berfikir jika dengan melibatkan nama Abu Nawas, akan dapat meloloskan mereka dari jeratan hukum.
“Ampun baginda, yang membawa arak-arak itu kepada kami adalah Abu Nawas, ia juga yang mengajari kami mabuk-mabukan,” kata salah seorang pengawal.
Baginda sangat terkejut, namun baginda tidak langsung percaya begitu saja jika Abu Nawas sampai bisa mengajak orang lain melakukan perbuatan buruk seperti itu. Baginda tahu jika itu adalah akal-akalan para pengawalnya agar bisa lolos dari hukuman. Karena sebagai seorang pemimpin yang bijak dalam mengambil keputusan, baginda tidak memiliki alasan untuk menolak pengakuan para pengawal sebelum mereka dapat membuktikannya.
Di pagi harinya, beberapa pengawal kerajaan pergi ke rumah Abu Nawas. Setibanya di rumah, mereka segera memberitahu maksud kedatangannya, para pengawal itu bercerita sudah melibatkan Abu Nawas dalam masalah mereka.
“Wahai Abu Nawas, bawalah botol ini ke hadapan raja dan katakan semua ini adalah perbuataku,” kata peimpin pengawal itu.
“Tunggu dulu, aku pasti akan dihukum oleh raja jika mengutarakan apa yang kalian inginkan,” kata Abu Nawas.
“Benar, tapi jika engkau berhasil lolos dari hukuman raja, aku akan memberimu hadiah emas yang banyak,” tutur pengawal itu membuat kesepakatan dengan Abu Nawas.
“Lantas, apa keuntunganmu dengan memberiku sejumlah emas?” tanya Abu Nawas.
“Jika engkau lolos dari hukuman raja, otomatis kami semua juga akan segera lolos. Gunakanlah kecerdasanmu untuk meyakinkan raja!!” jelas pengawal itu.
Setelah berfikir sejenak, akhirnya Abu Nawas bersedia menerima kesepakatan tersebut. Dengan memegang sebotol arak berwarna merah, ia menghadap baginda.
“Wahai Abu Nawas, apa yang engkau pegang di tangan kananmu itu?” tanya baginda raja.
“Ohh, ini susu baginda, rasanya enak sekali,” jawab Abu Nawas dengan gugup.
“Jangan main-main kamu, bagaimana mungkin air susu berwarna merah, bukankah susu berwarna putih bersih!?” kata baginda heran sambil mengambil botol yang dipegang Abu Nawas.
“Betul sekali baginda, semula air susu ini berwarna putih bersih, saat melihat baginda yang gagah rupawan, ia tersipu-sipu malu, dan berubah menjadi merah merona,” jawab Abu Nawas mencoba mengambil hati baginda dengan menyebutnya seorang yang gagah rupawan.
Mendengar kata-kata Abu nawas, membuat baginda tertawa terbahak-bahak. Sebenarnya, Baginda Raja Harun Al-Rasyd tahu botol itu adalah arak. Baginda sadar jika Abu Nawas tidak bersalah, namun karena penyampaian Abu Nawas yang cerdik dan memuaskan hati, baginda tidak jadi memberikan hukuman kepada Abu Nawas dan juga para pengawalnya.
“Baiklah, kali ini, kalian semua aku maafkan, akan tetapi jika kalian mengulanginya, maka bersialah untuk mendapat hukuman berlipat ganda !!” titah sang raja.
Karena telah berhasil melaksanakan tugasnya, Abu Nawas mendapatkan hadiah sejumlah emas dari para pengawal sesuai dengan kesepakatan.[]
喜欢我的作品吗?别忘了给予支持与赞赏,让我知道在创作的路上有你陪伴,一起延续这份热忱!